Rabu, 27 Agustus 2008

Review


Mujahid Abdurrahim
Hercules begitulah ia dipanggil,banyak orang menyangka sosok Hercules adalah tinggi tegap, dengan postur tubuh besar. Namun dalam kenyataannya banyak orang heran dengan sosok Hercules. Tubuhnya yang kurus dengan rambut keriting, sepintas tak menampakan dirinya seorang yang mempunyai pengaruh dan karismatik. Namun dibalik itu pria kelahiran Bumi Loro sae ini ternyata seorang yang dermawan dan cukup perhatian terhadap orang kecil.
Dalam pertemuannya dengan kru DR Group pada (18/3) lalu, pria dengan nama lengkap Hercules Rosario Marshal ini tidak berbicara panjang lebar tentang kehidupannya.
Namun dari sepintas ceritanya, ia ternyata merupakan seorang pejuang yang pro terhadap NKRI ketika terjadi ketegangan Timor-timursebelum akhirnya merdeka pada tahun 1999. Maka tak salah jika sosoknya yang begitu berkarisma ia dipercaya memegang logistik oleh KOPASUS ketika menggelar operasi di Tim-tim. Namun nasib lain hinggap pada dirinya, musibah yang dialaminya di Tim-tim kala itu memaksa dirinya menjalani perawatan intensif di RSPAD Jakarta.
Dan dari situlah perjalanan hidupanya menjadi Hercules yang di kenal sampai sekarang, ia jalani. Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang terkenal dengan daerah 'Lamba Hitam', seperti diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.
Namun begitulah perjalanan manusia di ciptakan tuhan, Hercules-pun akhirnya benar benar menjadi seorang tokoh yang disegani di kawasan tersebut. Bahkan namanya makin 'meroket' tatkala dalam setiap serangkaian kasus namanya kerap dilibatkan. Bahkan hingga sekarang nama yang melekat pada dirinya sebagai seorang 'Preman Besar' tetap hinggap pada dirinya.
Ia pun menuturkan, dengan banyaknya suara sumbang tentang dirinya, Hercules yang bercita-cita menjadi seorang petani ini kemudian angkat bicara. Banyak diantaranya orang orang menganggap dirinya dari kacamata jauh, namun jika dipandang dengan kacamatan dekat ia berbeda dari kenyataannya. Hercules yang sebenarnya adalah seorang yang begitu dekat dengan orang tertindas. Jika memang perlu disebutkan, karena kemulaian hatinya sebagai seorang manusia, sejulah bencana yang terjadi di Indonesia dari bencana Tsunami Aceh hingga Tsunami Pangandaran, tangan dinginnya turut terlibat untuk berbagai dengan masyarakat yang terkena bencana.
Satulagi yang tentunya mengherankan banyak orang, seorang Hercules yang di indentikan dnegan kekerasan dan premanisme ternyata punya cita-cita mulia. Masa tuanya, ingin ia habiskan menjadi seorang petani. Bahkan untuk mewujudkan hal itu ia telah membeli puluhan Hektar Sawah di salah satu kota di Jawa Barat. Yang mana lima puluh persen hasil dari lahan sawahnya itu ia sumbangkan bagi anak yatim yang menjadi anak angkatnya. Tercatat Hercules mempunyai anak Dua ratusan anak yatim yang kumpulkan dan kini menjadi anak angkatnya.

Tidak ada komentar: