Menurut Wiranto yang disebut sebut sebagai tokoh terkemuka mengungkapkan, dari hasil dialognya dengan rakyat kecil di berbagai daerah, kelihatannya ada suatu kerinduan terhadap suasana yang pernah mereka rasakan di masa lalu, di mana suasana itu aman, tenteram dan membahagiakan sehingga orang tidak terancam kehidupannya. Rakyat butuh KTA. Bukan Kartu Tanda Anggota, melainkan Kenyang, Tenang dan Aman.
Suatu permintaan yang sangat sederhana yang sampai saat ini belum dapat diwujudkan. Para pemimpin politik belum dapat mewujudkan apa yang pernah dijanjikan kepada masyarakat tatkala reformasi ini mulai digulirkan. “Oleh karena itu kalau kemudian, rakyat merindukan kembali suasana masa lalu yang penuh ketenangan, ketentraman, kita tidak boleh menolaknya,” kata Mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto seperti dilansir salahsatu situs media terkemuka.
Pernyataan ini sudah berulangkali dikemukakannya, tatkala menyampaikan visi dan misinya di hadapan kader Partai Golkar juga dihadapan publik dalam berbagai kesempatan seminar maupun diskusi. Pernyataan yang sangat sederhana tetapi menyentuh substansi kebutuhan rakyat banyak.
Kondisi ini pula yang mendorongnya untuk bertekad bulat ikut mencalonkan diri menjabat Presiden yang akan dipilih secara langsung oleh rakyat pada Pemilu 2004 nanti. Ia merasa terpanggil untuk mewujudkan kebutuhan rakyat itu, yang hanya mungkin dapat dilakukannya secara optimal jika ia terpilih jadi presiden.
Setiap saat saya mengikuti perkembangan proses reformasi dengan seksama, dengan terus berharap dan berdoa semoga keadaan akan menjadi lebih baik, seperti halnya keinginan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya, yaitu adanya Indonesia Baru yang lebih demokratis, lebih aman, adil dan menyejahterakan masyarakatnya.
Namun pada kenyataannya, setelah saya melakukan perjalanan ke hampir seluruh propinsi untuk melihat, mendengarkan dan memahami secara langsung apa yang dirasakan oleh rakyat, saya mendapati adanya ekspresi dari kegundahan dan kegelisahan di tengah masyarakat. Mereka belum melihat adanya kesungguhan para pemimpin bangsa untuk memperjuangkan nasib mereka, terbukti dengan janji-janji para tokoh politik yang hingga saat ini belum juga dapat mereka rasakan.
Sebenarnya, apa yang mereka sangat rindukan adalah sesuatu yang sederhana dan tidak terlalu muluk, yaitu keadaan yang aman, tenteram, mudah mencari makan, tersedia papan dan pekerjaan.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, kita seharusnya berani mengakui bahwa bangsa ini telah kehilangan banyak waktu, pikiran dan tenaga hanya untuk bertengkar satu sama lain, mempersoalkan masa lalu dan hanya bereaksi seadanya terhadap masalah terkini. Kita menyia-nyiakan kesempatan untuk membangun sinergi, berpikir jauh ke depan, menangkap peluang guna memenangkan persaingan dengan negara lain dalam rangka memperjuangkan kepentingan bangsa.
Reformasi yang dilakukan secara tambal sulam dan tidak jelas konsepnya, ditambah dengan praktek hukum yang sangat lemah, telah membawa bangsa ini ke dalam suasana yang sangat berbahaya yakni disharmoni, disorientasi dan terbukanya jalan menuju disintegrasi bangsa./mujahid abdurrahim/berbgai sumber
Rabu, 27 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar