Sebuah fakta peradaban baru kembali nampak dipelupuk mata, kehebatan dunia barat dengan hal hal baru telah mengikis sendi sendi kemurnia peradaban timur yang kental dengan aroma religius dan moralitas. Seiring waktu alur peradaban telah menyeret dan membalikan lkenyataan bahwa "Timur kini Memuja Barat".
Ini bukti sebuah peradaban timur telah benar benar rapuh dan timpang. Bahkan lebih dahsyat lagi kemurnian cerita moralitas ketimuran mulai dipudarkan dengan pemahaman pemahaman barat yang samar dan cenderung mengandalkan khayalan Boleh kita saksikan, meski peradaban Barat berhasil mencapai kemajuan, tetapi masyarakatnya masih tetap terkenal sebagai pemuja legenda atau dongeng-dongeng. Meskipun peradaban Barat berhasil mencapai kemajuan pesat dalam bidang sains dan teknologi, tetapi masyarakat Barat ternyata masih tetap terkenal sebagai pemuja legenda atau dongeng-dongeng. Kamus “The American Heritage Dictionary on the English Language”, mengartikan kata “legend” dengan “An unverifiable popular story handed down from the past.” Artinya, “legenda” adalah cerita masa lalu yang tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Kata ini berasal dari bahasa Latin “legere” yang artinya “to collect”, “to gather”, atau “to read”, yakni “mengumpulkan” atau “membaca”. Lihatlah deretan judul film-film yang beredar di gedung-gedung biosksop dalam beberapa bulan ini. Penuh dengan cerita-cerita legenda.
Film Troy yang bercerita tentang legenda kepahlawanan Achiles dan Agammemnon, di masa Yunani kuno, laris manis diserbu penonton di gedung-gedung bioskop Kuala Lumpur dan daratan Asia lainnya Hal lain, meskipun didasarkan pada cerita Perjanjian Baru, tetapi juga dibumbui dengan berbagai cerita yang sulit diverifikasi kebenarannya. Film trilogi “The Lord of the Rings”, mampu maraup keuntungan lebih dari 2000 juta USD. Jauh sebelumnya, berbagai film legenda semacam Rambo, Batman, Superman, dan sebagainya, yang ternyata juga menjadi film-film yang “laku dijual”. Dengan promosi yang sangat dahsyat, film-film itu pun dinikmati oleh banyak umat manusia di belahan dunia lainnya bahkan yang paling menjadi sasaran adalah bangsa di Asia. Mengapa masyarakat Barat menyukai legenda, mitos-mitos, atau mimpi-mimpi? Padahal, ada yang menyebut bahwa cerita-cerita yang menjual mimpi biasanya diproduksi oleh masyarakat tertindas untuk menghibur diri dan membayangkan akan kejayaan di masa yang akan datang. Mungkinkah ini pembuktian bahwa "Barat mulai dipuja Timur" Cerita-cerita legenda itu biasanya dikaitkan dengan kisah kepahlawanan (epik) untuk membangkitkan moral.
Apakah fenomena ini berkaitan dengan masyarakat Barat yang “sakit” dan sedang mengalami krisis dalam hidup? Sebagai peradaban yang sedang berkuasa, Barat terbukti tidak mampu menyelesaikan problema yang dihadapi umat manusia, bahkan probem dirinya sendiri. Mereka dihantui dengan berbagai kecemasan yang tidak berkesudahan. Itu semua karena mereka kehilangan pegangan hidup, setelah menempatkan manusia sebagai “tuhan”.
Terlepas dari banyak hal, kini bangsa timur benar benar telah dirasuki mimpi buruk bangsa barat. Lebih kasarnya lagi bangsa Asia kini mulai diperdaya dan ditanamkan mazhab baru. Maka tak heran kalau "Timur kini memuja Barat". Sungguh budaya ketimuran yang kental moralitas dan pemikiran nyata telah benar benar pudar dihantam dari segala lini oleh peradaban Barat yang menawarkan khayalan belaka. Apa jadinya nanti ketika "Timur memuja Barat" yang jelas jelas menyediakan hedonis dan kental dengan gaya hidup huran hura, mungkinkah semua itu akan menjadi petaka dan sebagai awal perubahan menuju kehancuran dunia. Mujahid Abdurrahim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar