Selasa, 25 Maret 2008

Mukadhimah


Mujahid Abdurrahim ....di 23 tahun 7 bulan 321 hari 11.58 Wib

“Nadi Hidupku Dalam Lingkup

Kenyataan Dan Romatika”

Semuanya telah berjalan dan terselenggara tanpa rekayasa manusia.
Inilah yang aku hadapi jauh dan tak pernah aku sadari sejak lama. Sungguh keadilan tuhan telah menyeruak mengisi segenap alur nadi kehidupan yang benar benar aku jalani sejak 23 tahun yang lalu.


Keajaiban manusia ternyata terletak pada ketaatan sebagai hambanya, faktor penentunya adalah kekuatan sebisa apa dia menjadi manusia sehingga bisa berlaku adil dalam bersikap. Tuhan mengajarinya dengan menurunkan Muhammad.
Lama aku sadari pergeseran itu kini melahirkan aku menjadi seorang pemikir dan perenung kelas berat akan keagungan akhirat. Namun semua itu kehidupan ku terselubungi asap hitam kegalauan dunia yang kini menghantui kehidupan masa mudaku. Itulah topeng yang menjijikan yang berusaha aku buang. Awan mendung itu terus menaungiku sejak usiaku beranjak 18 tahun.
Sejak kecil aku dikaruniakan intuisi untuk mengenal lebih dekat masa depan, dan keindahan serta kejayaan masa depan.
Aku tumbuh menjadi anak muda perenung, di dasar itu kutemukan kekuatan mental yang tak terkira dahsyatnya, keberanian menerima dan mengakui kesalahan, belajar tidak menjadi pecundang dan hidup mandiri , menjadi orator terselubung dalam ambisi yang terus mendiam, akhirnya aku dapatkan dalam perjalanan selama hampir lima belas tahun. Usiaku 23 kini menjadi dan menyimpan harapan baru ketika sisi masa depan hampir menghampiri kehidupanku. Masa ini layak aku sebut reinkarnasi ketika usiaku beranjak 18 tahun.
Dulu kala itu aku mengira hidup itu cuma main main, dan kini aku menemukan sisi lain bahwa kehidupan memang harus dijalanai dengan segenap kesabaran dan ketulus ikhlasan. Romantika itu telah diatur tuhan, kesedihan, kemiskinan dan kemelaratan bahkan kebahagiaan dan keceriaan serta kesuksesan adalah materi kehidupan itu sendiri. Setiap manusia pasti menemukan ini dalam kehidupannya tanpa pengecualaian seorang pun sekalipun itu seorang terkasih tuhan seperti Muhammad.
Keberanian itu muncul, ketika beribu sahabat dan orang berpengalaman aku hampiri, kebijaksanaan hidup aku dapat dan kekuatan itu telah membelenggu ketika usiaku 21 tahun. Orang lain melihat aku lemah dan sering mengalah, namun sekirannya nadi ini berbicara, aku adalah orang kuat yang tak bisa mengenal kata komfromi dalam menjejaki hidup. Sebab hidup adalah hidup, bukan suatu penistaan tuhan kepada manusia. Hidup aku jadikan seni dalam mengukir kepribadian dan jatidiri ku selama ini.
Siapa yang berujung, itulah yang menemui kekekalan hidupanya kembali, siapa yang diberi keleluasaan hidup itulah orang yang perlu mensiasati apa kehidupan itu sebenarnya.
Tak ada yang bisa lepas dari kematian, sembunyi sekalipun sebab kematian adalah bagian dari nada hidup yang akan dimainkan. Kematian adalah sandi yang mengantarkan manusia melihat siapa sebenarnya hati nuraninya.
Lalu siapakah aku sebenarnya, inilah yang terus aku buru dalam tabir kemewahan penyelenggara kehidupan.
Sebenarnya aku merindu dengan kebenaran hakiki, namun ketika aku ingin merebutnya kerinduan itu sirna tak berbekas. Tuhan.............siapa aku sebenarnnya, itulah pertanyaan besar tak berjawab sampai sekarang usiaku 23 tahun. Suatu saat aku beriringan dengan seorang yang penuh penyakit kulit. Sepanjang jalan itulah kau terus merenungi orang yang sedang aku iringi ini.
Kusadari setelah kami berpisah dipersimpangan jalan besar, aku menemukan bahwa jatidiriku belum sebaik apa yang aku harapakan.
......sadar dalam hatiku aku telah berprasangka kepada orang tadi, bahwasannya ke jijikan membuat aku telah menyepelekannya “Subhanallah, Astagfirullah hal Adzim”. Seandainya saja aku tahu, dan mungkin kau tidak mengetahui, bahwa mungkin orrang berpenyakit kulit itu adalah orang yang paling Alloh cintai, sedangkan aku, hanya bisa mencela dan kepribadianku mungkin tak terlalu baik.
......tuhan..........mungkin inilah aku sekarang, kulihat diriku sendiri yang tak bisa menyedari dan segera sadar siapa aku sebenarnnya. Aku lihat sudah terlalu lelah aku menilai dan memperhatikan orang lain, sementara aku sendiri jelas jauh dari kenyataan yang diinginkan tuhan, Astagfirullah Raball baraya..........................Astagfirullah minal hataya.......!!!!!!


By Mujahid

1 komentar:

Mujahid Abdurrahim Syamsuri mengatakan...

Sungguh apa yang anda alami adalah jalan baik yang diberikan tuhan, semoga diperjalanan hidup kamu menemukan kakuatan Tuhan itu, semoga..........salut untuk sahabatku.............Jangan mengalah kefanaan tuhan merenggut kita kembali kepadanya........