Senin, 05 Mei 2008

Simak....>>>>>>>>>>>>>>>

Syaikh Yusuf Qaradawi:

Cendikiawan dan Ulama Muslim dunia, Syaikh Yusuf al-Qaradawi menegaskan bahwa umat Islam tidak memusuhi orang-orang Yahudi. Umat Islam, kata Qaradawi, hanya menentang gerakan orang-orang Zionis yang ekspansif dan menyebarkan permusuhan. Qaradawi yang juga mengetuai International Union for Muslims Scholars (IUMS) mengungkapkan hal tersebut saat menerima kunjungan tiga Rabbi Yahudi Neturei Karta yang anti gerakan Zionisme. Menurut Qaradawi, selama berabad-abad orang-orang Yahudi hidup damai di negara-negara Muslim. "Orang-orang Yahudi adalah orang-orang paling kaya di Mesir dan banyak negara Muslim lainnya. Tidak ada permusuhan antara Muslim dan Yahudi, " tukas Qaradawi saat menerima ketiga Rabbi itu di rumahnya di Qatar. Pernyataan Qaradawi dibenarkan oleh Rabbi Aharon Cohen, yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi yang tinggal di negeri-negeri Muslim tidak mengalami banyak masalah.
Para Rabbi Yahudi Neturei Karta yang mengunjungi Qaradawi, mengenakan lencana bertuliskan "Saya orang Yahudi, bukan Zionis." Lebih lanjut Syaikh Qaradawi mengatakan bahwa Muslim dan Yahudi adalah sama-sama pengikut dua agama Ibrahim. Yahudi yang meyakini kitab suci Taurat yang asli, sangat dekat dengan umat Islam. "Pengikut dua agama ini memiliki ritual dan ajaran agama yang sama seperti, kewajiban sunat bagi laki-laki, memotong hewan dengan cara yang halal, melarang daging babi dan melarang patung-patung diletakkan di dalam masjid atau sinagog, " papar Qaradawi. Umat Islam dan Yahudi, tambah Qaradawi, sama-sama diburu ketika kekuasaan Islam di Andalusia jatuh. Di masa kini, kata Qaradawi, umat Islam dan Yahudi yang sama-sama meyakini satu Tuhan, selayaknya bekerjasama untuk memerangi ateisme, pornografi, lesbian dan homoseks serta ketidakadilan. Ia juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan antara Muslim dan Yahudi, untuk menghadapi ancaman Zionisme dan negara Israel yang didirikan di atas puing kehancuran bangsa Palestina. "Umat Islam menentang penjajahan dan gerakan Zionisme yang menindas, bukan orang-orang Yahudinya, " tegas Qaradawi. Rabbi Cohen menambahkan, "Yudaisme, yang berdasarkan pada ajaran Taurat yang benar, tidak mengakui Zionisme. Taurat dan Yudaisme tidak membenarkan penjajahan, pembunuhan dan pengusiran orang dari rumah-rumah mereka." Zionisme adalah gerakan politik internasional yang berambisi untuk menciptakan tanah air bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Gerakan ini berhasil mendirikan negara Yahudi, Israel pada 15 Mei 1948 dengan merampas tanah dan mengusir bangsa Palestina. Juru Bicara Neturei Karta, Rabbi Yisrael Weiss menyatakan, praktek-praktek yang dilakukan Israel bertentangan dengan ajaran Yudaisme. Neturei Karta sendiri adalah organisasi yang mewakili ratusan ribu penganut Yahudi Ortodoks di seluruh dunia yang menentang gerakan Yahudi Zionis. Neturei Karta meyakini, berdirinya negara Palestina dan dihapusnya negara Israel akan membawa perdamaian di Timur Tengah. "Taurat dan sejarah Yahudi mengatakan bahwa suatu hari negara Israel akan runtuh. (
http://www.eramuslim.com)

Jumat, 02 Mei 2008

Fakta.....>>

"Teori Evolusi,
Sihir Paling Kuat di Dunia"

Siapa pun yang bebas dari prasangka dan bebas dari pengaruh ideologi tertentu, yang menggunakan hanya alasan-alasan dan logika dirinya sendiri, jelas akan mengerti, bahwa mempercayai terori evolusi, yang membawa tahayul-tahayul dari masyarakat-masyarakat tidak berilmu pengetahuan dan peradaban, agaknya tidaklah mungkin mau menerimanya. Sebagaimana sudah diterangkan di atas, mereka yang percaya pada teori evolusi mengira bahwa sejumlah atom dan molekul yang dilemparkan ke dalam sebuah tabung besar dapat menghasilkan pikiran, profesor-profesor cerdas, mahasiswa-mahasiswa universitas, para ilmuwan seperti Einstein dan Galileo, para seniman seperti Humphrey Bogart, Frank Sinatra, dan Pavarotti, seperti halnya rusa, pohon jeruk, dan anyelir-anyelir. Lebih-lebih lagi, para ilmuwan dan para profesor yang percaya pada bualan tak masuk akal ini adalah orang-orang berpendidikan. Oleh karena itu, cukup beralasan untuk membicarakan teori evolusi sebagai "ilmu sihir paling keras dalam sejarah". Belum pernah terjadi sebelumnya ada kepercayaan atau pandangan yang dapat merenggut kemampuan argumentasi manusia, menolak untuk membiarkan orang berpikir secara intelektual dan logis, dan menyembunyikan kebenaran seolah-olah mata mereka telah tertutup. Bahkan, ini lebih buruk dari kebutaan yang sulit dipercaya dibandingkan dengan kepercayaan orang-orang Mesir kuno dalam menyembah dewa matahari yang mereka sebut sebagai Tuhan "Ra", pemujaan animisme di kawasan pedalaman Afrika, penduduk Sahara hilir yang menyembah matahari, suku bangsa Nabi Ibrahim yang memuja berhala, atau umat Nabi Musa yang memuja patung anak Sapi Emas. Sesungguhnya, situasi ini merupakan suatu keadaan jahiliah, tidak berakal, sebagaimana ditunjukkan Allah dalam Al-Qur`an. Allah swt. mengungkapkan dalam banyak ayat bahwa pikiran-pikiran sebagian manusia akan ditutup rapat dan mereka akan tidak berdaya untuk melihat kebenaran. Beberapa ayat tentang hal ini berbunyi sebagai berikut.Tidak cukup kata-kata untuk menjelaskan betapa mengejutkan bahwa teori evolusi ini berhasil merenggut kepercayaan masyarakat luas, menghalangi orang untuk mempercayai kebenaran, dan tetap demikian selama 150 tahun. Bisa dipahami bahwa satu atau beberapa orang mungkin percaya pada skenario-skenario yang tidak masuk akal yang patut dan pantas dikelompokkan sebagai orang-orang yang benar-benar dungu dan tidak logis. Namun, "sihir" adalah satu-satunya penjelasan yang memungkinkan untuk orang-orang dari seluruh pelosok dunia yang percaya bahwa atom-atom tak bernyawa secara tiba-tiba memutuskan untuk datang bersama-sama dan membentuk sebuah jagat raya yang berfungsi dengan satu sistem organisasi tanpa kelemahan, disiplin, sebab dan kesadaran, planet bumi dengan segala perlengkapannya yang begitu sepadan dengan kehidupan, dan makhluk-makhluk bernyawa yang penuh dengan sistem-sistem yang sulit dipahami.Sesungguhnya, Allah mengungkapkan di dalam Al-Qur`an mengenai insiden yang dialami oleh Nabi Musa, semoga kedamaian dilimpahkan kepadanya, dan Fir'aun bahwa sesungguhnya orang-orang yang mendukung falsafah ateis telah mempengaruhi orang-orang lain melalui sihir. Ketika kepada Fir'aun disampaikan berita tentang agama yang benar, dia memerintahkan supaya Nabi Musa a.s. berhadapan dengan ahli-ahli sihirnya untuk saling menguji kekuatan sihir masing-masing. Tatkala Nabi Musa a.s. memenuhi tantangan itu, dia minta agar tukang-tukang sihir Fir'aun melemparkan tongkat-tongakat mereka lebih dulu. Ayat-ayat lanjutan berbunyi,Sebagaimana bisa kita lihat dari ayat tadi, setelah disadari bahwa orang-orang yang telah terlebih dahulu melemparkan tongkat ternyata hanya sebuah ilusi. Mereka kehilangan kredibilitas. Di masa sekarang, kecuali mereka yang berada di bawah pengaruh tipuan sihir seperti itu, percaya pada tuntutan yang tidak masuk akal dengan berlindung di bawah penyamaran keilmuan dan menghabiskan hidup mereka dalam mempertahankan kepercayaannya itu, sesungguhnya adalah kehinaan, manakala kebenaran yang sesungguhnya muncul dan apa yang mereka anut itu hancur. Sebenarnya, Malcolm Mugridge, seorang filosof ateis dan pendukung teori evolusi, mengakui bahwa dia mengkhawatirkan prospek masa depan teori evolusi itu,"Saya sendiri yakin bahwa teori evolusi, khususnya apa yang sudah dilontarkan, akan menjadi sebuah lawakan besar di dalam buku-buku sejarah di masa mendatang. Kemajuan ilmu pengetahuan akan terus begulir sehingga sebuah hipotesis yang serapuh dan meragukan itu mungkin terterima pemaksaan kehendak sangat tidak layak yang dipunyainya itu."Masa depan tidak terlalu jauh: sebaliknya, manusia akan segera mengetahui bahwa "peluang" itu bukanlah tuhan, dan akan menoleh ke belakang pada teori evolusi sebagai tipuan paling buruk dan sihir yang paling menyeramkan di dunia. Tongkat sihir itu sudah dengan cepat mulai dienyahkan dari pundak manusia di seluruh dunia. Banyak orang yang melihat wajah sebenarnya dari teori evolusi menjadi ragu-ragu dan gundah bagaimana mereka bisa ditaklukkan oleh paham konyol semacam itu. (Haya, Mujahid Abdurrahim)

Fakta......!!!

Tetesan Air Mata Jenderal Besar

''Bung Karno sudah dalam penjara untuk kemerdekaan Indonesia, sebelum saya faham perjuangan kemerdekaan.'' ? (AH Nasution-1960)


"Pak Nas, di usia tuanya, dua kali meneteskan air mata. Pertama, ketika melepas jenazah tujuh Pahlawan Revolusi awal Oktober 1965. Kedua, ketika menerima pengurus pimpinan KNPI yang datang ke rumahnya berkenaan dengan penulisan buku, Bunga Rampai TNI, Antara Hujatan dan Harapan"


Gaya hidup bersahaja dibawa Jenderal Besar A.H. Nasution sampai akhir hayatnya, 6 September 2000. Ia tak mewariskan kekayaan materi pada keluarganya, kecuali kekayaan pengalaman perjuangan dan idealisme. Rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, tetap tampak kusam, tak pernah direnovasi. Namun Tuhan memberkatinya umur panjang, 82 tahun.Pria Tapanuli ini lebih menjadi seorang jenderal idealis yang taat beribadat. Ia tak pernah tergiur terjun ke bisnis yang bisa memberinya kekayaan materi. Kalau ada jenderal yang mengalami kesulitan air bersih sehari-hari di rumahnya, Pak Nas orangnya. Tangan-tangan terselubung memutus aliran air PAM ke rumahnya, tak lama setelah Pak Nas pensiun dari militer. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, keluarga Pak Nas terpaksa membuat sumur di belakang rumah. Sumur itu masih ada sampai sekarang.Memang tragis. Pak Nas pernah bertahun-tahun dikucilkan dan dianggap sebagai musuh politik pemerintah Orba. Padahal Pak Nas sendiri menjadi tonggak lahirnya Orba. Ia sendiri hampir jadi korban pasukan pemberontak yang dipimpin Kolonel Latief. Pak Nas-lah yang memimpin sidang istimewa MPRS yang memberhentikan Bung Karno dari jabatan presiden, tahun 1967.Pak Nas, di usia tuanya, dua kali meneteskan air mata. Pertama, ketika melepas jenazah tujuh Pahlawan Revolusi awal Oktober 1965. Kedua, ketika menerima pengurus pimpinan KNPI yang datang ke rumahnya berkenaan dengan penulisan buku, Bunga Rampai TNI, Antara Hujatan dan Harapan. Apakah yang membuatnya meneteskan air mata? Sebagai penggagas Dwi Fungsi ABRI, Pak Nas ikut merasa bersalah, konsepnya dihujat karena peran ganda militer selama Orba yang sangat represif dan eksesif. Peran tentara menyimpang dari konsep dasar, lebih menjadi pembela penguasa ketimbang rakyat. Pak Nas memang salah seorang penandatangan Petisi 50, musuh nomor wahid penguasa Orba. Namun sebagai penebus dosa, Presiden Soeharto, selain untuk dirinya sendiri, memberi gelar Jenderal Besar kepada Pak Nas menjelang akhir hayatnya. Meski pernah “dimusuhi” penguasa Orba, Pak Nas tidak menyangkal peran Pak Harto memimpin pasukan Wehrkreise melancarkan Serangan Umum ke Yogyakarta, 1 Maret 1949. Pak Nas dikenal sebagai peletak dasar perang gerilyamelawan kolonialisme Belanda. Tentang berbagai gagasan dan konsep perang gerilyanya, Pak Nas menulis sebuah buku fenomenal, Strategy of Guerrilla Warfare. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing, jadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite bagi militer dunia, West Point Amerika Serikat (AS). Dan, Pak Nas tak pernah mengelak sebagai konseptor Dwi Fungsi ABRI yang dikutuk di era reformasi. Soalnya, praktik Dwi Fungsi ABRI menyimpang jauh dari konsep dasar.Jenderal Besar Nasution menghembuskan nafas terakhir di RS Gatot Subroto, pukul 07.30 WIB (9/9-2000), pada bulan yang sama ia masuk daftar PKI untuk dibunuh. Ia nyaris tewas bersama mendiang putrinya, Ade Irma, ketika pemberontakan PKI (G-30-S) meletus kembali tahun 1965. Tahun 1948, Pak Nas memimpin pasukan Siliwangi yang menumpas pemberontakan PKI di Madiun.


Tetesan Air Mata Jenderal Besar


''Bung Karno sudah dalam penjara untuk kemerdekaan Indonesia, sebelum saya faham perjuangan kemerdekaan.'' ? (AH Nasution-1960)
Usai tugas memimpin MPRS tahun 1972, jenderal besar yang pernah 13 tahun duduk di posisi kunci TNI ini, tersisih dari panggung kekuasaan. Ia lalu menyibukkan diri menulis memoar. Sampai pertengahan 1986, lima dari tujuh jilid memoar perjuangan Pak Nas telah beredar. Kelima memoarnya, Kenangan Masa Muda, Kenangan Masa Gerilya, Memenuhi Panggilan Tugas, Masa Pancaroba, dan Masa Orla. Dua lagi memoarya, Masa Kebangkitan Orba dan Masa Purnawirawan, sedang dalam persiapan. Masih ada beberapa bukunya yang terbit sebelumnya, seperti Pokok-Pokok Gerilya, TNI (dua jilid), dan Sekitar Perang Kemerdekaan (11 jilid). Ia dibesarkan dalam keluarga tani yang taat beribadat. Ayahnya anggota pergerakan Sarekat Islam di kampung halaman mereka di Kotanopan, Tapanuli Selatan. Pak Nas senang membaca cerita sejarah. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini melahap buku-buku sejarah, dari Nabi Muhammad SAW sampai perang kemerdekaan Belanda dan Prancis. Selepas AMS-B (SMA Paspal) 1938, Pak Nas sempat menjadi guru di Bengkulu dan Palembang. Tetapi kemudian ia tertarik masuk Akademi Militer, terhenti karena invasi Jepang, 1942. Sebagai taruna, ia menarik pelajaran berharga dari kekalahan Tentara Kerajaan Belanda yang cukup memalukan. Di situlah muncul keyakinannya bahwa tentara yang tidak mendapat dukungan rakyat pasti kalah. Dalam Revolusi Kemerdekaan I (1946-1948), ketika memimpin Divisi Siliwangi, Pak Nas menarik pelajaran kedua. Rakyat mendukung TNI. Dari sini lahir gagasannya tentang perang gerilya sebagai bentuk perang rakyat. Metode perang ini dengan leluasa dikembangkannya setelah Pak Nas menjadi Panglima Komando Jawa dalam masa Revolusi Kemerdekaan II (948-1949). Pak Nas muda jatuh cinta pada Johana Sunarti, putri kedua R.P. Gondokusumo, aktivis Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak muda, Pak Nas gemar bermain tenis. Pasangan itu berkenalan dan jatuh cinta di lapangan tenis (Bandung) sebelum menjalin ikatan pernikahan. Pasangan ini dikaruniai dua putri (seorang terbunuh).Pengagum Bung Karno di masa muda, setelah masuk di jajaran TNI, Pak Nas acapkali akur dan tidak akur dengan presiden pertama itu. Pak Nas menganggap Bung Karno campur tangan dan memihak ketika terjadi pergolakan di internal Angkatan Darat tahun 1952. Ia berada di balik ''Peristiwa 17 Oktober'', yang menuntut pembubaran DPRS dan pembentukan DPR baru. Bung Karno memberhentikannya sebagai KSAD. Bung Karno akur lagi dengan Pak Nas, lantas mengangkatnya kembali sebagai KSAD tahun 1955. Ia diangkat setelah meletusnya pemberontakan PRRI/Permesta. Pak Nas dipercaya Bung Karno sebagai co-formatur pembentukan Kabinet Karya dan Kabinet Kerja. Keduanya tidak akur lagi usai pembebasan Irian Barat lantaran sikap politik Bung Karno yang memberi angin kepada PKI. Namun, dalam situasi seperti itu Pak Nas tetap berusaha jujur kepada sejarah dan hati nuraninya. Bung Karno tetap diakuinya sebagai pemimpin besar. Suatu hari tahun 1960, Pak Nas menjawab pertanyaan seorang wartawan Amerika, ''Bung Karno sudah dalam penjara untuk kemerdekaan Indonesia, sebelum saya faham perjuangan kemerdekaan.'' ? (dari berbagai sumber)

Fakta

"Sang Eksekutor
Yang Dipertanyakan"

Adolf Hitler…Siapa yang tak kenal sosok manusia yang satu ini? Cerita akan kekejamannya dengan pasukan NAZInya sudah terkenal seantero bumi. Namun sayangnya, banyak dari cerita dan sejarah tentang Hitler ini yang dimodifikasi demi kepentingan politik saat ini.Adolf Hitler telah dituduh melakukan suatu tindakan genosida (pembersihan etnis/etnic cleansing) terhadap etnis Yahudi. Untuk lebih mendramatisir tindakan ini, peradaban barat memberi nama khusus, yaitu tindakan HOLOCAUST. Dikatakan bahwa Holocaust telah menelan korban sebanyak kurang lebih 6 juta orang Yahudi.Sebenarnya ada banyak hal yang meragukan dan membingungkan dari cerita dongeng Holocaust ini. Semua sanggahan mengenai ketidak absahan cerita Holocaust sebenarnya jauh lebih masuk akal dari cerita Holocaust itu sendiri. Jika saja dunia mau menerima kenyataan berdasarkan bukti-bukti yang ada dan eksis, seharusnya cerita Holocaust ini masuk ke keranjang sampah ilmu sejarah.Menurut cerita (terutama pendukung cerita Holocaust: YAHUDI), Holocaust telah menelan korban jiwa sebanyak 6 juta orang Yahudi. Padahal menurut catatan kependudukan tiap-tiap negara Eropa waktu itu, akumulasi jumlah orang-orang Yahudi di penjuru Eropa tidak sampai 3 juta orang! Lalu darimana angka 6 juta ini didapat? Kejanggalan berikutnya pun muncul. Selama lebih dari setengah abad ini, tidak ada satupun dokumen yang ditemukan dari pihak kaum NAZI (Jerman) yang menyebut mengenai pembantain massal etnis Yahudi. Seakan-akan semua catatan, notebook, memo atau dokumen resmi pemerintahan NAZI hilang ditelan bumi.Belum selesai sampai sini, kejanggalan berikutnyapun muncul. Tahun terjadinya Holocaust adalah tahun 1941-1945, setengah abad yang lalu. Waktu itu teknologi sangat lah terbatas bila dibandingkan saat ini. Yang menjadi pertanyaan: cukupkah waktu 5 tahun itu untuk mengumpulkan 6 juta orang Yahudi dari seluruh daratan Eropa? mengingat alat transportasi saat itu sangatlah terbatas ditambah keadaan perang yang chaos. Apakah NAZI mempunyai teknologi sedemikian canggih sehingga mampu mengumpulkan 6 juta Yahudi dari seluruh Eropa untuk kemudian dibantai di Kamp Konsentrasi yang berada di sekitar Jerman? Ditambah saat itu Jerman sedang berperang dengan 3 negara super: Amerika, Inggris dan Soviet. Apakah masih ada “waktu” dan kesempatan untuk mencari-cari dan mengangkut jutaan manusia dari Jutaan Hektar tanah Eropa?Masih banyak bukti-bukti lain yang “menganggu” cerita Holocaust ini. Namun anehnya, walaupun sudah setengah abad berlalu, cerita Holocaust masih dianggap suatu “Kebenaran mutlak” yang tabu untuk ditolak atau disanggah kebenarannya.Lalu kita andaikan jika memang Holocaust ini memang terjadi, jika Holocaust memang telah membunuh 6 juta manusia. Lalu apa arti jumlah ini bila dibanding jumlah penduduk yang dibantai oleh Mao Tse Tung? Apa arti jumlah 6 juta bila dibandingkan orang yang dibantai oleh Joseph Stalin? Mengapa cerita mengenai Hitler, NAZI dan Holocaustnya dianggap suatu Tabu? Apakah dibalik semua ini ada suatu permainan politik atau memang murni kenyataan? (dari berbagai Sumber)

Kamis, 01 Mei 2008

Renungkan

"Yang Ada Tinggal Kemunafikan"
Ironi memang jika kita mendengar, "yang ada tinggal kemunafikan". Zaman yang mewarnai kehidupan manusia sekarang sudah tak mungkin lagi bisa terbendung. Romantika kehidupan yang mewarnainya, yang di timbulkan oleh rona tingkah laku manusia terus menyeruak tak terbendung. Hegemoni kehidupan itu kini telah menyisakan kaum-kaum bergaya Have, Hedonis, dan indivisualistik. Tak heran agama dianggap tradisi masa lalu yang sama nilainya dengan kebudayaan primitip yang harus di museum kan atau ditinggalkan, lebih terhormat lagi mungkin dicatat dalam sebuah buku khusus tentang kiprah yang menandakan pernah ada agama tersebut.Zaman memang telah berubah, tapi manusianya zauh teralah berubah meninggalkan tatanan yang sebenarnya. Maka pantaslah kemunafikan bagaikan ruh yang menjiwai setiap kuasa dalam kehidupan anak manusia.Boleh bukti, pejabat kelas rendahan seperti lurah ataupun camat, tak ubahnya seperti "Dagelan", tumbuh tak mempunyai reputasi bahkan kebijakannya hanya memperturutkan keangkuhan penguasa di atasnya. Ibarat sebuah teori masa Orde baru yang dikenal dengan "Asal Bapak Senang".Boleh melongok pejabat diatasnya, mereka malah seenaknya mempertontonkan peraturan-peraturan yang menjerat hati rakyat, ekonomi, harga dipasaran dipermainkan layaknnya mainan monopoli atau halma.Yang lebih tragis lagi, kebaikan orang-orang yang menyuarakan kebenaran mereka cap sebagai kemunafikan, sok suci.Tahukah bahwa kini yang ada tinggal kemunafikan, sebab Tuhan telah menyembunyikan makna kebaikan. Sebuah hikayat pernah menceritakan tentang kedatangan kiamat, dalam hikayat itu mengatakan jauh sebelum kiamat datang tepatnya 40 ribu tahun sebelumnya tuhan akan menurunkan Dazal. Dimana Dazal tersebut akan memutarkan kenyataan yang sebenarnya, manusia dibutakan dengan kebenaran. Dan tahukah siapa yang akan tinggal dengan kebenaran tersebut, itu adalah orang yang menyuarakan kebenaran tapi dicap sebagai orang munafik dan sok suci.Mungkinkah, "yang ada tinggal kemunafikan" ini adalah pertanda awal dari datangnya kiamat besar.Sungguh suatu awal permulaan itu telah terjadi sekarang, umat di abad ke 21 ini yang mengkultuskan bahwa manusia zaman sekarang adalah manusia paling beradab, manusia yang mempunyai pemahaman masa depan dengan kecanggihan teknologinya. Tapi jauh dari itu manusia di abad 21 layaknya seperti mahluk "Canibalistik" bahkan mungkin lebih kasar lagi dari itu.Mulia manakan dihadapan tuhan, manusia jaman dulu yang tak meneganl tuhan (Animisme/Dinamisme) yang hanya mengenal kehidupannya kemudian melestarikannya, tanpa merusak memperdaya bahkan membabi buta, dan mereka bisa berkomunikasi dengan alam dan memperlakukan alam layaknya saudara sendiri. Bercerminkah kita umat yang katanya mengenal Tuhan umat yang beragama dan beradab tetapi kelakuannya lebih dari binatang. Kemunafikan telah menghancurkan semuanya, alam, moral, tatana kehidupan menjadi lahan yang dihancurkan.Tahukah, mempertahankan kebenaran itu tidak sama dengan kemunafikan meskipun keseharian kita kerap terjerumus dengan noda. Kebenaran harus tinggal dengan kebenaran. Kemunafikan harus tinggal dengan kerangka kemunafikannya. Memang hidup tak kan terlepas dari kebenaran dan kemunafikan, namun tahukah apa yang bisa membedakannya, itulah hati nurani yang mengenal Tuhannya.
"Milikilah lebih banyak yang anda perhatikan Berbicaralah kurang dengan apa yang anda ketahui Pinjamilah kekurangan orang lain dari lebih yang anda miliki"
Dan sungguh kemunafikan itu akan sirna dari pelupuk manusia, jika semua itu bisa diselenggarakan. Keimanan, ketaatan, dan kemuliaan dalam kehidupan akan menjadi senjata (Tri sula) dalam menghadapi hidup yang kini tersisa dengan kemunafikan. Mujahid Abdurrahim

Renungan

Hilangnya "Natural Wisdom"

"Natural Wisdom", inilah sebuah wujud yang hilang yang kini seharusnya dicari manusia jaman sekarang yang terkungkung peradaban dengan pengakuan sebagai umat modern, beradab dan paling pintar sejagad.Natural Wisdom (kearifan alam), telah lama terpendam di dasar dan terkubur di dasar samudera alam tak sadar manusia. Lalu dimana kearifan alam itu sekarang. Semuanya tak bisa dijawab karena manusia itu sendiri yang telah melenyapkannya lewat, kekuasaan, jabatan kesombongan akan hati nurani yang dipunyainya.Dulu kita pernah tahu bangsa Jawa melarang seseorang memotong daun pisang yang warnanya indah (Daun pisang muda-red), ini bukan karena alasan mistik. Jauh dari itu jika hal tersebut di lakukan maka akibatnya akan sangat fatal terhadap pertumbuhan pohon pisang itu sendiri.Masih ingat di Kalimantan, bahkan di pedalaman suku Sunda. Seseorang dilarang menebang pohon bambu yang khusus dibuat seruling ada malam bulan purnama, hal ini bukan karena hal mistis. Tetapi hal ini dilarang karena pada malam bulan purnama serapan air lebih besar dan itu akan sangat berdampak terhadap pembuatan seruling berkualitas tinggi.Di kepulauan Maluku atau suku di sekitar kepulauan Sulawesi, Lamalaera, para nelayan hanya setahun sekali diperbolehkan menangkap satu ikan Paus. Hal itu bukan karena alasan mistis melainkan penangkapan ikan Paus secara besar-besaran akan mempengaruhi keseimbangan kehidupan mereka.Konon lagi, suku Sakai memiliki waktu-waktu tertentu yang khusus untuk memanen hasil hutan seperti kayu, damar, madu, buah-buahan dan hasil hutan lainnya. Hal ini dilakukan bukan karena alasan mistis tetapi terlebih karena mereka tahu dalam mengatur sirkulasi dari sistem reproduksi hutan itu sendiri.Ini semua yang dilakukan mereka adalah yang harus dicari, dan dikenal dengan "Natural Wisdom" atau kearifan alam. Mereka begitu mengerti dengan alam, mereka begitu mengerti dengan suara alam bahkan isyarat alam sekalipun.Boleh dibilang, dulu bangku sekolahpun tak ada konon lagi membaca buku tentang sistematika alam. Bahkan mereka hanya berkomunikasi dengan alam untuk menentukan waktu, musim dan tujuan yang akan dicapai.Coba kita telaah, kita sekarang yang katanya manusia paling beradab rasanya belum mampu seperti mereka. Yang ada hanyalah pengrusakan dan kerusakan.Bahkan ketika teknologi menaungi manusia bangsa sekarang, tapi kita tak bisa searif mereka yang tak pernah mengenal arti teknologi.Nafsu industri keserakahan teknologi, serta jahanamnya jabatan dan kedudukan telah menutup mata dan hati kita. Bahkan tak sadar telinga kita disumbat sehingga rontaan alam yang keras tak pernah sedikitpun kita dengar.Dan tahukah, ketika alam ini murka yang jadi lahapan pertama adalah manusia yang merindu kebenaran, rakyat jelata yang tak tahu apa-apa. Sementara mereka yang angkuh dengan konglomerasi perusahaan raksasa, pejabat yang angkuh dengan jabatan dan tahta, orang kaya yang tak peduli dnegan keadaan semesata mereka menikmati dan menari-nari diatas penderitaan dan tangisan serta kelaparan.Kearifan alam sudah tak mungkin lagi ada, kini tinggal rakyat dengan kemiskinan yang tersisa. Dan bencana akan menjadi teman sejati mereka.Apakah yang harus kita buat untuk mereka yang dzalim, haruskah kita perlakukan mereka seperti mereka memperlakukan alam. Haruskah kita bicara tegas seperti alam yang memuntahkan bencana akibat tangan angkuh mereka. Sungguh Tuhan telah mengisyaratkan mereka takkan puas jika ruhnya masih menempel di jasadnya. Kini tinggal kita, yang masih merindu akan kebenaran dari kearifan alam dan semoga kita dimenangkan Tuhan kelak meskipun penderitaan kini menemani kita.